Jagoan Saya di Sektor Menara Telekomunikasi

Shane Santoso
3 min readApr 17, 2023

--

$TOWR Sudah turun cukup jauh, mendekati -2 std deviation. Industri menara masih sangat prospektif, dan sangat menarik. Secara profitabilitas, TOWR tergolong paling baik, dan valuasinya meskipun masih premium, relatif rendah dibandingkan temen2 tower lainya. ($TBIG, $MTEL, dkk). Sebelum kemana-mana kita bahas dulu sedikit tentang business model dari perusahaan tower.

Gambar tower dari google buat cover blog

Pada zaman dahulu, perusahaan telco (TSEL, ISAT, EXCL, FREN, dkk), semua bangun tower masing-masing. 1 tower digunakan untuk 1 operator. Sebetulnya, 1 tower itu bisa digunakan lebih dari 1 perusahaan operator telco / kolokasi (istilah kerennya), tapi pastinya perusahaan telco ga mau sharing tower mereka yg sudah dibangun dgn susah payah, gengsi dong.

Dari sini muncullah sebuah solusi yang ditawarkan perusahaan menara BTS. Sistemnya, perusahaan tower kayak TOWR, TBIG, MTEL, akan bangun menara, dan disewakan ke operator telco. Dengan begini, kolokasi bisa terjadi, dan biaya operasi untuk operator dapat berkurang.

Diagram business model tower

Di era digital ini, internet itu udah jadi kebutuhan. Gaada lampu, gaada air, ga masalah, asal ada wifi. Potensi pertumbuhan juga masih sangat seksi. Penggunaan internet secara data usage masih tumbuh, apalagi diluar Jawa. Jumlah tower di luar jawa juga masih relatif sedikit, dan akan menjadi jalur yang ditempuh perusahaan operator telco. Sebagai gambaran, Indosat Ooredo Hutchison tahun ini menetapkan capex sebesar 13 Triliun, untuk ekspansi ke Indonesia bagian timur.

Menara juga sektor yang sangat amat defensif, yang bikin dia tambah tampan menawan. Poin pertama, internet sudah jadi kebutuhan sehari-hari, kebayang lah kira2 gimana. Kedua, perusahaan tower hanya akan bangun menara sesuai dengan order dari operator telco (build-to-suit). Ketiga, dan mungkin juga paling penting, operator telco menyewa tower dengan kontrak, yang rata-rata lebih dari 10 tahun, yang membuat pendapatan perusahaan terjamin. Inilah alasan kenapa bank berani memberi pinjaman besar, dengan bunga rendah.

Sektor menara juga sangat menguntungkan. Maintenance untuk tower tidak terlalu memakan banyak biaya. Porsi terbesar dari biaya perusahaan tower, adalah depresiasi (karena asetnya besar), dan beban keuangan (rata-rata perusahaan tower, liabilitasnya 2x ekuitasnya).

Hutang juga merupakan bagian krusial dari operasi perusaan tower, makanya rata-rata perusahaan tower yang sukses, itu mereka yang memiliki backing kuat. Contohnya, dibelakang TBIG ada Saratoga, TOWR ada Djarum, yang kebetulan juga memiliki BCA, dan dibelakang MTEL ada Telkom. Kesimpulanya, gak sembarang orang bisa buat perusahaan tower.

Setelah mengetahui semenarik apa sektor tower & telekomunikasi, ngerti deh kenapa valuasi sahamnya mahal2 semua.

Dari emiten2 tower di bursa, saya milih bahas 3 aja, yang paling besar & likuid. $TOWR, $TBIG, $MTEL.

MTEL. Diantara ketiganya, saya kurang suka sama MTEL, karena dia ini BUMN, jadi PR MTEL bukan cuma profit, tapi juga memajukan Indonesia. Utilisasi hutang dan profitabilitas secara ROA maupun ROE juga kurang. Kalau dilihat di berita, MTEL juga sering akuisisi menara di harga yang cukup mahal, mungkin karena kebanyakan cash setelah IPO. Tenancy ratio MTEL juga ketinggalan jauh dibanding yang lain. Saya optimis kinerja MTEL akan membaik nantinya, tapi untuk sekarang, masih kurang menarik.

Fundamental bisnis TBIG sangat baik. Walaupun utangnya gede, tennancy rationya paling bagus. Manajemen utangnya juga bagus. Terlebih lagi, utang TBIG kebanyakan utang obligasi, yang bunganya fixed, jadi harusnya dia untung kalau suku bunga lagi naik. Cuma valuasi TBIG juga tinggi banget.

Terakhir, TOWR, walaupun dia utangnya kebanyakan utang bank, tapi TOWR juga punya bunga rata2 yang cukup kompetitif. TOWR secara tennancy ratio gak kalah jauh sama TBIG, dan secara ROA dan ROE paling baik. TOWR juga mulai fokus bangun fiber optic yang mana pendapatan dan laba dari fiber optic tumbuh dengan sangat cepat. Valuasi TOWR secara PE, PBV, dan EV/EBITDA juga relatif paling murah.

Secara kesimpulan industri menara telekomunikasi tampak sangat keren. Diantara ketiga perusahaan tower raksasa, jagoan saya adalah TOWR, TBIG, baru MTEL.

--

--

Shane Santoso
Shane Santoso

Written by Shane Santoso

I share things I learned, and find interesting.

No responses yet